JOINED
By
RE Holden – Creepypasta
Originally
translated by Rain
Please take out with full credit
[Rekaman
mulai menyala]
“Namaku
Annabelle, usiaku 14 tahun. Sekitar sebulan lalu aku bertingkah ‘aneh’, menurut
cerita Dad tentu saja, karena aku sama sekali tak ingat apapun.”
“Saat
pertama kali hal itu terjadi, aku melakukan hal-hal ganjil. Saat tengah malam,
tiba-tiba saja aku terbangun dan membuka tiap-tiap pintu dan membuka setiap
jendela di dalam rumah. Semuanya! Pintu dapur, pintu belakang, pintu depan,
pintu-pintu lemari, pintu kamar Dad,
pintu lemari es, bahkan pintu basement—yang sebelumnya terkunci rapat. Tak
seorangpun tau bagaimana aku membuka kuncinya, atau bahkan dimana kuncinya
berada. Kunci itu tiba-tiba saja lenyap. Benar saja, Wajah Dad seketika menjadi
pucat. “Bells,”—katanya—bagaimana Dad memanggil namaku—“Apa yang sedang kau
lakukan?” Mesin lemari es terbakar, dan lantai basement basah karena hujan.
Tapi Dad tak bisa marah lama-lama. Sejak Mom meninggal, sering ia bilang jika
aku adalah satu-satunya orang yang ia punya sekarang. Aku mengerti apa yang ia
maksud, dia juga satu-satunya orang yang aku punya. Ku pikir ia hanya terlalu
mengkhawatirkanku, sejak dia menemukanku di luar rumah dengan hanya mengenakan
piyama—basah karena kehujanan. Dia tak tau bagaimana aku bisa berada di luar. Dia
tak selalu bisa mengekspresikan perasaannya. Tak masalah. Lelaki selalu begitu.”
[Rekaman
tersebut sengaja di lompati disini. Suara desisan terdengar sebagai background—tapi
bisa saja itu hanya suara udara. Suara itu terdengar jelas, lalu gadis itu
mulai berbicara sekali lagi.]
“Untuk
kedua kalinya, aku melakukan hal yang mengerikan, aku terbangun dengan tubuh
bersimbah darah. Pisau masih tergenggam di tanganku, dan mereka menemukan—“
[Suara
letusan—nyaris mirip petir—menganggu kata-kata setelahnya.]
“—sox
adalah kucing kami, ia melihatnya.”
[interviewer membisikkan
sesuatu, lalu meminta gadis itu untuk melanjutkan.]
“Ayah
sangat ketakutan, akhirnya ia meminta bantuan kalian, Guys...”
[Interviewer
meminta gadis itu untuk menjelaskan lebih detail demi kelangsungan rekaman
ini.]
“Oh
maaf, dia kemudian meminta bantuan kepada Gereja. Aku tak pernah ke Gereja
sebelumnya, setelah itu Dad menyuruhku untuk kesana. Aku tak bermasud tak
sopan, tapi aku benar-benar tak percaya adanya Tuhan—“
[Sama-samar
terdengar Interviewer mengatakan sesuatu tentang tidak mengalihkan pembicaraan.
Dari caranya berbicara, ia namapak gusar dan tidak sabar.]
“Maaf,
aku tak bisa fokus beberapa... beberapa... beberapa...”
[Gadis
itu terus mengulang kata-katanya selama 2 menit. Interviewer tak nampak
mengatakan apapun, atau berusaha untuk menghentikan gadis itu.]
“—hari
itu. Umm. Jadi, itu adalah kejadian aneh yang ketiga. Minggu itu aku pergi ke
Gereja, aku mulai merasakan gatal yang aneh, seolah-olah gatal itu datang dari
bawah kulitku. Kau tau? Aku mulai menggaruk, hingga kulitku berdarah. Segera orang-orang
melihatku, dan mulai berbisik-bisik. Setelah itu aku sadar punya bekas cakaran
memanjang dari leher, perut, hingga kakiku. Dad membawaku keluar dari Gereja,
aku sangat senang, karena rasa gatal itu ikut hilang juga.”
[Interviewer meminta sesuatu
dengan suara samar—nyaris serupa desisan lemah. Sesuatu seperti kata “setan”
dan “membebaskan diri.”]
“Yeah,
okay. Aku tak yakin jika kau benar. Tapi jika hal itu membantuku, mari kita
lakukan.”
[Terdengar
bunyi dengan frekuensi sangat tinggi, anehnya itu adalah suara yang
menyenangkan untuk di dengar. Terdengar suara Interviewer yang menyuruh gadis
itu untuk menceritakan peristiwa yang ke-empat.]
“Okay,
selang 2 minggu setelah peristiwa di Gereja terjadi, aku mendapat spidol ini,
salah satunya adalah spidol permanen. Aku menggambar pada apapun yang aku
temui. Maksudku apapun. Seluruh ruangan di dalam rumah tertutup oleh Spidol hitam.
Apa yang aku gambar? Hal yang sama, berulang kali. Sebuah angka “2” kecil. Dengan
panah mengarah ke kanan, mengarah ke angka “1” kecil. Lalu aku mengambil sebuah
pisau—“
[Rekaman
itu mulai di selingi suara-suara menyerupai angin ribut.]
“Dan
aku menancapkannya ke tenggorokanku. Aku tak tau sudah berapa lama berdiri
seperti itu di samping ranjang Dad. Ketika dia bangun, dia bilang jika aku
menatapnya dengan tatapan aneh. Aku sama sekali tak bersuara. Hanya menatap, dengan tatapan yang buas dan mengerikan. Sementara Dad terus memohon agar aku
mau meletakkan pisau itu. Pada akhirnya, mungkin aku di paksa untuk melepaskan
pisau itu, karena aku terbangun dengan pisau di tanganku. Dad ketakutan
setengah mati, ia menyuruhku berjanji untuk tidak melakukan apapun pada diriku
sendiri. Aku menjatuhkan pisau itu dan menangis.”
“Sesudah
itu, dan setelah melihat apa yang aku tulis, Dad sangat yakin jika aku
kesurupan oleh setan atau sejenisnya. Dan inilah kita sekarang, ini adalah
wawancara sebelum ritual pembebasan dari roh jahat.”
[Interviewer
berterima-kasih padanya dan rekaman pun berakhir—tapi tidak sebelum suara
bisikan aneh terdengar samar, “segera”.]
[Video
mulai dimainkan. Ada sesuatu yang salah. Video tersebut mengalami
distorsi-distorsi yang tidak ada hubungannya dengan kesalahan elektronik. 5
tanda nampak muncul di layar Video, berulang-ulang bergantian dengan gambar
polos, lalu tanda baru muncul, sebuah garis menurun muncul dengan tiba-tiba—seperti seseorang
yang dengan sengaja mencakar gambar tersebut. Hal ini berlanjut sepanjang video
berlangsung.]
“Tidak!”
Teriak gadis itu. Dia di ikat di atas ranjang di dalam ruangan kecil dengan
beberapa lelaki berpakaian serba hitam.
“Dengan
nama—“ [Suara dipotong selama beberapa detik.]
“A—ada
sesuatu yang salah, Guys, aku tak bisa melihat apapun!” Jerit gadis itu dengan
suara gemetar.
“Pergi!”
Kata salah satu lelaki berjubah, lalu, “Pergi!!” Mereka semua berteriak. Teriakan
ini berlanjut selama 3 menit bersamaan dengan gadis itu yang mulai menangis tak
terkontrol.
Ketika
teriakan mulai bergemuruh, tangisan gadis itu makin menjadi, “Dad! Suruh mereka
berhenti! Aku mohon!... Tolong... Aku tak ingin pergi.” Saat suara gadis itu
melemah, salah satu lelaki membisikkan sesuatu pada lelaki yang lain.
[Di
titik ini, baik Video maupun Audio mengalami kerusakan elektronik. Tak ada
apapun yang bisa di dengar ataupun di lihat. Setidaknya di dalam video, untuk
beberapa saat terdengar satu bisikan ; “Selamat tinggal”. Gambar di Video jadi
polos, dan tak ada lagi distorsi cakaran yang terlihat.]
Gadis
itu tak lagi menangis. Dia hanya diam. Seorang lelaki dengan jeans dan kaos
flanel berlari ke dalam ruangan dan melepas kaitan-kaitan tali di tubuh gadis
itu. Lelaki itu memeluknya, sedikit emosional da terlihat lega. Lalu gadis itu
berkata.
“Halo,
Father...”
“Hi
Bells. Bagaimana kau—“
“Jangan
panggil aku dengan nama itu.”
“Apa?”
“Jangan
panggil aku Bells. Aku tak suka nama itu. Panggil aku dengan nama yang kau
berikan padaku sejak lahir, Annabelle. Nama itu sangat indah. Dan aku tak mau
di panggil dengan nama yang sama seperti—makhluk itu.” Dia mengeja kata-kata
terakhir dengan penuh kebencian.
Lelaki
itu nampak bingung, lalu melihat lelaki berpakaian serba hitam dengan sorot
memohon. Lelaki-lelaki itu berbisik satu sama lain. Mereka saling beradu
pandang, sebuah kesadaran yang mencengangkan nampak di wajah mereka
satu-persatu.
Salah
satu lelaki berpakaian serba hitam menghampiri lelaki yang masih memeluk gadis
kecil itu, “Mr. Goodwin, maaf, aku benar-benar minta maaf...”
[Lelaki
lain uncul di depan kamera selama beberapa detik dan mematikan kamera
tersebut.]
“Aku ingat sekarang, aku ingat semuanya. Aku hanya ingin hidup lagi,
Dad, aku sangat menyayangimu. Maafkan aku. Aku mendatanginya ketika aku—dia—masih
bayi. Aku tak berpikir jika ini salah... Aku tak berpikir jika ia akan merindukan
kehidupannya. Aku tak berpikir jika ia akan kembali. Aku bahkan tak pernah
berpikir jika ia masih ada di sana, karena sangat mudah masuk dan tinggal di
dalam tubuhnya. Dengan mudah aku melupakan siapa aku yang sebenarnya—apa aku
sebenarnya.
Aku bahkan tak tau apa yang sedang terjadi. Aku hanya ingat, setelah
aku meninggalkan tubuhku—tubuhnya. Sangat asing dan dingin disini. Segala sesuatu
disini berwarna abu-abu dan berkabut. Semua yang aku lihat hanyalah orang-orang
yang datang dan pergi dalam kegelapan. Tak seorangpun melihatku atau berbicara
padaku. Aku sangat kesepian. Tak ada Tuhan, surga, neraka, iblis, atau
malaikat. Hanya ada orang-orang yang direnggut dari tubuhnya, tak bisa
merasakan apapun kecuali penyesalan dan penderitaan. Kami tiada, aku
menghilang, aku tak tahan, tapi aku tak punya pilihan lain. Aku harap kau
menyayanginya seperti kau menyayangiku, dan aku harap suatu hari nanti kau bisa
memaafkan apa yang telah aku lakukan.”
END
2 komentar:
Oh, jadi selama ini yg 'menghuni' raga si annabelle bukan jiwanya ya? Hoft... Keren cu :-D
Iya kek, :Db
Posting Komentar