Pesimis
berarti kemunduran. Kata “gak bisa” berarti menutup diri akan kesempatan. -ila-
Penulis selalu tersiksa kalau ngobrol dengan
orang-orang pesimis yang hobi bilang “Aku gak bisa.” dan orang yang negatif
thinking sama kehidupan. Padahal kehidupan gak punya salah apa-apa tapi di
“rasan”i terus. Madesu, masa depan suram. Suka gak nyambung kalau diajak bahas
soal resolusi ke depan.
Kemarin penulis berbincang-bincang ringan dengan
salah satu saudara soal kuliah (kuli uyah). Beliau mengatakan hal-hal gak
penting yang sempit dan menyempitkan pikiran. Katanya, anak desa banyak yang
kuliah tapi ujung-ujungnya jadi pengangguran atau malah kerja di sawah, katanya
lagi, buat apa kuliah tinggi-tinggi lagi kalau nyari kerjaan sulit.
Dibantah sama ibunya penulis, kata beliau, “Aku
gak pernah mikir kayak gitu. Aku optimis wae.
Ada kepuasan tersendiri saat bisa menyekolahkan anak sampai jenjang tinggi.
Yang penting kan ilmunya.”
Penulis ikut bersuara. “Yang penting nyari ilmu
dulu, pekerjaan bisa menyusul. Lagian banyak yang berpangkat tapi gak berilmu.”
Karena mau keadaan sejahat gimana, penulis harus tetap optimis.
Kehidupan sudah sangat kejam, kalau kita pesimis,
akhirnya kita hancur. Kita gak boleh menuruti pola pikir pesimis yang sempit
dan menyempitkan kalau ujung-ujungnya hanya menghentikan langkah perjuangan
kita.
Pesimis
berarti kemunduran. Kata “gak bisa” berarti menutup diri akan kesempatan.
“Ketika
seseorang berpikir tidak bisa, maka sesungguhnya dia telah membuang kesempatan
untuk menjadi bisa,” Kata Bapak Henry Ford.
Orang yang hobi bilang “gak bisa”, bagi penulis,
dia itu tipe-tipe orang yang kalah sebelum perang, tipe yang takut buat mencoba karena pikirannya
udah terkontaminasi hawa jahat dari kata “gak bisa” dan aura-aura mistis
“pesimis”, tipe yang malas buat
mencoba, atau menderita krisis percaya
diri akut, barangkali juga tipe yang takut perubahan dan gak punya semangat dan daya juang.
Mungkin penulis terlalu menjustifikasi mereka, hehehe, Maaf...
Kebanyakan orang-orang disekitar penulis menjadi
pesimis karena terlanjur berpikiran negatif.
Kenapa? Soalnya di otaknya sudah penuh dengan
suara-suara ghaib “Gimana kalau salah, gimana kalau gagal, gimana kalau..gimana
kalau..gimana kalau...” Suara setan semua. Setan itu ya sesat, gak ada setan
yang membawa barokah.
Apabila
kita takut gagal,itu berarti kita telah membatasi kemampuan kita(Henry
Ford)
Ketakutan akan kegagalan akan mempengaruhi
langkah kita ke depan, takut gagal membuat kita diam ditempat. Semua itu
lagi-lagi berakar pada pikiran.
Dahsyatnya kekuatan pikiran walaupun menjurus ke
hal negatif. Coba kalau kedahsyatan pikiran itu di alirkan ke arah positif, dan
kemudian bermuara pada kendi yang namanya “optimisme.” Akan luar biasa
hasilnya.
Seringkali penulis bilang. “Bisa. Bisa. Kamu
bisa!” hanya agar dia punya semangat, tapi akan sia-sia kalau yang di semangat
tidak punya keinginan untuk berubah. Karena pola pikir dia, istilahnya, sudah
berkarat karena ditetesi air yang penuh dengan “pesimistis”, jadi mengkristal
dan susah di netralisir dengan kata-kata se-positif apapun. Ujung-ujungnya apa?
ngeSTUCK.
Disinilah nilai minus orang-orang yang pesimis. Dia
tak akan bergerak kemana-mana. Ibaratnya dia menutup pintu kesempatan dengan
kata “gak bisa”nya. Rugi kan?
Sebenarnya kuncinya hanya satu, JANGAN LIHAT
TINGKAT KESULITAN PERSOALANNYA, NAMUN CARI SEDIKIT CELAH UNTUK MEMECAHKANNYA.
Itu cara untuk optimis. CARI PELUANG, CARI CELAH, CARI SISI BAIK DARI SUATU
PERSOALAN!
“Jika cara
pertama tidak berhasil, cobalah cara lainnya dan jangan pernah berkata tidak
bisa.—Akaba Hayato (Eyeshield 21)”
Ingat! Semua dimulai dari pikiran; cara pandang
dan pola pikir. Bukan dari siapa-siapa, tapi dari diri sendiri.
Cobalah barang sekali, kelak kau akan tau
bagaimana hasilnya, gagal atau berhasil itu nomor kesekian.
Sebaliknya, seorang pesimis yang penuh dengan
pikiran negatif tak akan pernah berani mencoba, dan ia tak akan pernah tau
bagaimana hasil akhirnya. Jangan merusak pintu kesempatan dan menjadi orang
yang menyesal.
“Yang
indah bukanlah dunia ini, tetapi yang indah adalah caramu melihat dunia ini.”
Kata Kuran (Vampire Knight).
Kau tau, semua berawal dari pikiran, yang
kemudian membentuk cara pandang, lalu mengkristal menjadi pola pikir, dan pola
pikir itulah yang mempengaruhi tindakan kita.
So guys, let’s reorganize our mindset, for the
better path.
As Levi said, no regret,
never
regretting the choice we have made.
Salam kreatif!
Anak Indonesia pantang plagiarize!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar