Selasa, 04 Februari 2014

Pesimis : sempit dan menyempitkan




Pesimis berarti kemunduran. Kata “gak bisa” berarti menutup diri akan kesempatan. -ila-

-


Penulis selalu tersiksa kalau ngobrol dengan orang-orang pesimis yang hobi bilang “Aku gak bisa.” dan orang yang negatif thinking sama kehidupan. Padahal kehidupan gak punya salah apa-apa tapi di “rasan”i terus. Madesu, masa depan suram. Suka gak nyambung kalau diajak bahas soal resolusi ke depan.

Kemarin penulis berbincang-bincang ringan dengan salah satu saudara soal kuliah (kuli uyah). Beliau mengatakan hal-hal gak penting yang sempit dan menyempitkan pikiran. Katanya, anak desa banyak yang kuliah tapi ujung-ujungnya jadi pengangguran atau malah kerja di sawah, katanya lagi, buat apa kuliah tinggi-tinggi lagi kalau nyari kerjaan sulit.
Dibantah sama ibunya penulis, kata beliau, “Aku gak pernah mikir kayak gitu. Aku optimis wae. Ada kepuasan tersendiri saat bisa menyekolahkan anak sampai jenjang tinggi. Yang penting kan ilmunya.”
Penulis ikut bersuara. “Yang penting nyari ilmu dulu, pekerjaan bisa menyusul. Lagian banyak yang berpangkat tapi gak berilmu.” Karena mau keadaan sejahat gimana, penulis harus tetap optimis.

Kehidupan sudah sangat kejam, kalau kita pesimis, akhirnya kita hancur. Kita gak boleh menuruti pola pikir pesimis yang sempit dan menyempitkan kalau ujung-ujungnya hanya menghentikan langkah perjuangan kita.
Pesimis berarti kemunduran. Kata “gak bisa” berarti menutup diri akan kesempatan.

Ketika seseorang berpikir tidak bisa, maka sesungguhnya dia telah membuang kesempatan untuk menjadi bisa,” Kata Bapak Henry Ford.

Orang yang hobi bilang “gak bisa”, bagi penulis, dia itu tipe-tipe orang yang kalah sebelum perang, tipe yang takut buat mencoba karena pikirannya udah terkontaminasi hawa jahat dari kata “gak bisa” dan aura-aura mistis “pesimis”, tipe yang malas buat mencoba, atau menderita krisis percaya diri akut, barangkali juga tipe yang takut perubahan dan gak punya semangat dan daya juang.

Mungkin penulis terlalu menjustifikasi mereka, hehehe, Maaf...

Kebanyakan orang-orang disekitar penulis menjadi pesimis karena terlanjur berpikiran negatif.
Kenapa? Soalnya di otaknya sudah penuh dengan suara-suara ghaib “Gimana kalau salah, gimana kalau gagal, gimana kalau..gimana kalau..gimana kalau...” Suara setan semua. Setan itu ya sesat, gak ada setan yang membawa barokah.

Apabila kita takut gagal,itu berarti kita telah membatasi kemampuan kita(Henry Ford)

Ketakutan akan kegagalan akan mempengaruhi langkah kita ke depan, takut gagal membuat kita diam ditempat. Semua itu lagi-lagi berakar pada pikiran.

Dahsyatnya kekuatan pikiran walaupun menjurus ke hal negatif. Coba kalau kedahsyatan pikiran itu di alirkan ke arah positif, dan kemudian bermuara pada kendi yang namanya “optimisme.” Akan luar biasa hasilnya.

Seringkali penulis bilang. “Bisa. Bisa. Kamu bisa!” hanya agar dia punya semangat, tapi akan sia-sia kalau yang di semangat tidak punya keinginan untuk berubah. Karena pola pikir dia, istilahnya, sudah berkarat karena ditetesi air yang penuh dengan “pesimistis”, jadi mengkristal dan susah di netralisir dengan kata-kata se-positif apapun. Ujung-ujungnya apa? ngeSTUCK.
Disinilah nilai minus orang-orang yang pesimis. Dia tak akan bergerak kemana-mana. Ibaratnya dia menutup pintu kesempatan dengan kata “gak bisa”nya. Rugi kan?

Sebenarnya kuncinya hanya satu, JANGAN LIHAT TINGKAT KESULITAN PERSOALANNYA, NAMUN CARI SEDIKIT CELAH UNTUK MEMECAHKANNYA. Itu cara untuk optimis. CARI PELUANG, CARI CELAH, CARI SISI BAIK DARI SUATU PERSOALAN!

Jika cara pertama tidak berhasil, cobalah cara lainnya dan jangan pernah berkata tidak bisa.—Akaba Hayato (Eyeshield 21)”

Ingat! Semua dimulai dari pikiran; cara pandang dan pola pikir. Bukan dari siapa-siapa, tapi dari diri sendiri.
Cobalah barang sekali, kelak kau akan tau bagaimana hasilnya, gagal atau berhasil itu nomor kesekian.
Sebaliknya, seorang pesimis yang penuh dengan pikiran negatif tak akan pernah berani mencoba, dan ia tak akan pernah tau bagaimana hasil akhirnya. Jangan merusak pintu kesempatan dan menjadi orang yang menyesal.

Yang indah bukanlah dunia ini, tetapi yang indah adalah caramu melihat dunia ini.” Kata Kuran (Vampire Knight).

Kau tau, semua berawal dari pikiran, yang kemudian membentuk cara pandang, lalu mengkristal menjadi pola pikir, dan pola pikir itulah yang mempengaruhi tindakan kita.

So guys, let’s reorganize our mindset, for the better path.
As Levi said, no regret,
never regretting the choice we have made.

Salam kreatif!
Anak Indonesia pantang plagiarize!

Tidak ada komentar: