IMAGINARY FRIENDS part 1
Teman Khayalan (Kumpulan Kisah Nyata)
Source : scaryforkids
Translated by : Rainila
1.
Jenny
Saat aku berumur 4 tahun, ibu dan aku
pindah ke rumah besar peninggalan jaman kolonial yang dibangun akhir 1800an.
Ibukus selalu punya perasaan aneh soal rumah itu. Ada bagian dinding yang
ditutup bata di basement dan kami tak tau apa itu.
Ibuku bilang bahwa segera setelah kami
pindah, aku punya teman khayalan. Suatu hari, tiba-tiba aku berkata pada ibuku
kalau aku bermain dengan seorang gadis kecil bernama Jenny. Ibu kira hal itu
akan hilang nanti jadi dia tak terlalu memikirkannya. Aku bilang padanya bahwa
Jenny ingin aku membiarkan kucingku turun ke basement jadi Jenny bisa bermain
dengannya. Ibuku setuju, tapi kucingku tak pernah kembali dan hal itu membuat
Ibu takut.
Lalu, beberapa hari kemudian, aku bilang
pada Ibu kalau Jenny ingin aku pergi ke basement untuk bermain dengannya. Ibu
tidak setuju dan menyuruhku ke atas untuk tidur. Aku melakukannya dan bangun
keesokan harinya dengan luka gores di punggung dan kakiku.
Ibu memutuskan untuk menyelidiki masa
lalu rumah itu. Dia menemukan foto tua rumah itu dan keluarga yang pernah
tinggal disana. Dia menunjukkan foto itu padaku dan bertanya apa aku mengenali
salah satu diantara mereka. Ada 7 gadis kecil di foto itu dan, tanpa ragu, ku
tunjuk salah satu diantaranya. Nama-nama anggota keluarga tertulis dibagian belakang
foto. Gadis kecil yang kutunjuk bernama jenny.
Ibuku ketakutan, karena selama masa
penyelidikan, dia mengetahui bahwa gadis bernama Jenny itu turun ke basement
pada suatu hari dan setelah itu tak pernah terlihat lagi. keluarganya tak
pernah menemukan Jenny dan mereka pindah segera setelah peristiwa itu.
Setelah aku mengenali salah satu gadis
di foto, kami pindah ke tempat lain. Saat aku berumur 18 tahun, ibu bercerita
mengenai semua yang terjadi di rumah itu. Hal itu membuatku takut tiap aku
memikirkannya.
2.
Don’t
Tell Anyone My Name (Jangan Beritahu Siapapun Namaku)
Keponakanku punya teman khayalan, tapi
katanya, dia tak boleh memberitahu siapapun soal nama temannya. Katanya, bahwa
semua orang akan ketakutan jika tahu namanya. Kami selalu bertanya padanya,
tapi dia menolak. Sampai suatu hari, ibunya dan aku sedang ada di lorong dan
dia tak menyadarinya. Dia sedang berbicara dengan teman khayalannya dan
menyebut namanya. Sampai hari ini, tiap aku mengingat peristiwa itu, aku masih
merasa ngeri. Nama teman khayalannya adalah Lucifer.
3.
Funny
Faces (Wajah Lucu)
Aku sedang menginap di rumah tanteku
saat aku melihat sepupuku yang berumur 4 tahun, April, duduk di tangga. Dia
sedang membuat wajah lucu. Aku bertanya apa yang sedang dia lakukan dan dia
berkata, “Aku meniru wanita yang berkepang itu.”
Tidak ada orang lain disini.
Jadi aku bertanya, “Dimana wanita itu,
April?”
dia menunjuk tiang sampai ke anak
tanggal.
“Apa yang sedang dia lakukan?” Tanyaku.
“Membuat wajah lucu,” Balas April.
Aku hendak pergi ke lantai atas saat
April mengatakan sesuatu yang membuatku berhenti seketika.
“Kepangnya melingkar di lehernya.”
Aku bertanya, apa yang dia maksud.
April menunjuk dan berkata, “Wanita itu
bergelantung dengan kepangnya. Dia membuat wajah lucu padaku.” Lalu April
segera membuat wajah lucu. Matanya melebar dan melotot, mulutnya menganga dan
lidahnya keluar. Aku menyadari bahwa itu wajah seseorang yang menderita saat
menemui ajalnya.
4.
Matt
Saat aku beranjak besar, di lingkunganku
ada seorang gadis yang sangat aneh. Dia membuat semua anak ketakutan. Suatu
hari, dia memberitahu semua anak bawha di hutan—dibelakang rumahnya—ada
“orang-orang mati.”
Ketika mereka mendengarnya, semua anak
ketakutan dan mengadu pada orangtua mereka. Ayah mereka sampai harus pergi ke
hutan karenanya. Yang mereka temukan hanyalah bungkus permen dan botol bir
kosong. Setelah itu, semua anak dilingkunganku tak mau dekat-dekat dengan gadis
itu, termasuk aku.
Beberapa tahun kemudian, orangtuaku
berpisah. Suatu hari saat ibu kembali untuk mengepak barang-barangnya, gadis
itu tiba-tiba muncul dan bilang bahwa “Matt” tak suka kalau orangtuaku
berpisah. Aku tak tau siapa “Matt” itu.
Walau aku tak mau berteman dengannya,
ayahku masih berteman dengan orangtuanya. Ayah bilang bahwa “Matt” adalah teman
khayalan gadis itu. Orangtua gadis itu sudah bilang pada Ayahku semua masalah
mereka. “Matt” seringkali terlalu nyata. Mereka bilang bahwa “Matt” bisa
mengontrol lampu dan bahkan bisa mematikan listrik. Kata mereka “Matt” juga
mengetuk-ketuk pintu saat malam. Jika diabaikan, dia akan mulai mneggedor-gedor
pintu.
Beberapa tahun kemudian, Ayah memutuskan
untuk mengundang gadis itu dan orangtuanya ke rumah. Aku memohon agar Ayah
mengurungkan niatnya, tapi dia bilang bahwa akan menyenangkan untuk berkumpul
dengan mereka. Saat mereka datang malam itu, Ayah menyuruhku untuk menghibur
gadis itu. aku mengajaknya ke kamar dan dia nampak normal. Dia bahkan bilang
kalau kamarku bagus. Bagaimanapun juga, aku masih takut padanya.
Dia sedang duduk di lantai sementara aku
mencoba menyalakan DVD. Tiba-tiba, dengan suara yang amat rendah dia berkata,
“Matt disini.”
Pada saat itu juga, lampu mulai
berkedip-kedip. Aku ketakutan, aku lari keluar kamar, menangis sejadi-jadinya.
Orangtuanya lari ke lantai atas, menyeret gadis itu dari kamarku dan
mengajaknya pulang. Selama beberapa minggu kemudian, aku menolak tidur di
kamarku.
Sejak saat itu aku tak banyak mendengar
hal-hal dari keluarga itu. kudengar “Matt” masih mengontrol lampu tapi aku tak
tau jika dia masih disekitar sini. Sampai hari ini, tiap lampu berkedip-kedip
atau bohlam meledak, hal itu membuatku ngeri.
5.
Dead
Boy (Bocah yang Mati)
Kekasihku adalah seorang detektiv
pembunuhan dan dua tahun yang lalu, dia sedang menyelidiki pembunuhan seorang
bocah lelaki. Mereka masih belum menemukan jasadnya. Ibu dari bocah itu jadi
gila dan mengakui bahwa dialah pembunuhnya, sementara jasad anaknya ada dibawah
trailer-nya. Saat polisi mencari trailer itu, mereka menemukan bahwa trailer
itu sudah ditinggali sebuah keluarga baru. Mereka bercerita bahwa anak
laki-lakinya punya teman khayalan yang tinggal dibawah trailer dan akan datang
untuk bertemu dengannya. Polisi kemudian menemukan jasad bocah yang mati tepat dibawah
kamarnya.
6.
Kelly
Saat anak perempuanku berumur 3 tahun,
dia punya teman khayalan bernama Kelly yang tinggal di lemarinya. Katanya,
Kelly bermain dengannya dan duduk di kursi ayunan kecilnya saat dia tidur. Dua
tahun kemudian, kami sedang melihat film horror dan anakku berkata, “Dia
seperti Kelly.”
“Kelly siapa?” Tanyaku.
“Kau tau, Kelly.” Jawabnya, “Gadis yang
mati yang tinggal di lemariku.”
7.
The
Little Girl in the Lake (Gadis Kecil di Danau)
Saat aku masih kecil, kami sering
berkemah di danau Dering, New Hampsire. Suatu hari, saat aku berumur 6 tahun,
aku jatuh dari dermaga dan tercebur ke air. Aku tak bisa berenang. Sementara
aku ada didalam air, samar-samar aku melihat seorang gadis kecil dibawah sana
yang menyuruhku untuk mendongak ke arah matahari dan terus menendang, maka aku
akan baik-baik saja. Aku berenang ke permukaan tepat saat kakekku datang dan
menarik tubuhku ke dermaga. Aku baru tahu kemudian bahwa gadis kecil itu
tenggelam di danau ini, nyaris tepat dititik ini.
8.
Serena
Aku meminta keponakanku untuk menggambar
teman khayalannya, “Serena”. Keponakanku
berumur 4 tahun dan saat dia menginap, dia dan Serena bermain-main di ruang
ramu. Dia bilang Serena suka rumahku. Aku tak suka membayangkan bagaimana jika
Serena tak suka rumahku...
9.
Jessica
Saat aku masih bayi, kakak
perempuanku—Julia—punya teman khayalan bernama Jessica. Dia bilang saat Jessica
marah, matanya berubah jadi hijau dan suaranya jadi sangat dalam. Dia jadi
teman Julia selama beberapa waktu, namun kemudian keadaan jadi makin aneh.
Setelahnya, orangtuaku yakin bahwa rumahku berhantu.
Suatu malam, ibu menidurkanku dan aku
mulai menangis, menunjuk pojok kamar. Ibu mencoba menenangkanku, tapi aku terus
menangis dan menunjuk di tempat yang sama. Tiba-tiba, kakakku masuk ke kamar,
menunjuk ke pojokan dan berteriak, “Jessica! Hentikan!” aku berhenti menangis
dan Julia berkata, “Kadang Jessica suka memakai topeng yang menakutkan dan
menakuti orang-orang”. Ibu nampak agak ngeri dan berkata, “Katakan pada Jessica
kalau dia tak bisa bermain dengan baik, maka dia tak bisa bermain disini lagi.”
Segera, kakakku Julia tumbuh besar dan
berhenti menyebut teman khayalannya lagi. beberapa tahun kemudian,
adikku—Abbey---mulai bisa bicara. Dia bilang pada Ibu kalau dia punya teman
yang tak bisa dilihat orang lain. Katanya, mata teman khayalannya berubah hijau
saat marah. Ibu bertanya siapa nama teman khayalannya dan dia menjawab,
“Jessica...”
10. Scotty
Kembali saat aku masih SD, nama teman
baikku adalah Ryan. Umur kami sekitar 6 atau 7 tahun. Suatu hari, ada murid
baru di kelas. Namanya Andrew dan dia baru pindah dari luar kota. Dia aneh dan
sering duduk sendiri; diam-diam bicara pada dirinya sendiri. Anehnya, dia
selalu nampak marah selama berbicara sendiri.
Ryan dan aku memutuskan untuk berteman
dengannya dan dia mengundang kami untuk menginap di rumahnya. Seharian tak ada
insiden apapun dan hari itu sangat menyenangkan. Andrew nampak berbeda di
rumah. Dia jadi lebih santai, lebih nyaman dan lebih normal. Malam itu, kami
pergi tidur di kamarnya yang terletak di basement. Aku ingat saat itu aku
berbaring di lantai. Temanku Ryan tertidur di dekatku dan Andrew di seberang
ruangan, di sofa. Saat itu keadaan gelap dan aku hanya bisa melihat samar-samar.
Tiba-tiba, Andrew mulai membuat
suara-suara aneh dan ngeri bernada tinggi. Seperti suara ketel uap. Lalu dia
berdiri, masih mengeluarkan suara berisik benada tinggi dan aku melihatnya
menghampiriku. Aku menendang Ryan agar dia bangun dan kami berdua sangat
ketakutan. Andrew tetap berjalan sampai dia berada di depan kami. Lalu, dia
berlutut dan berhenti mengeluarkan suara itu. Ryan dan aku melihat satu sama
lain, tak yakin apa yang harus dilakukan. Tiba-tiba, Andrew meraih lengan kami
dan mulai meremas seolah-olah mencoba menghancurkannya. Dengan suara rendah dan
mengganggu, dia menggeram, “Scotty ingin kalian pergi!”
Aku melepaskan diri dari cengkeramannya,
begitu juga Ryan. Andrew bediri lagi dan melihat ke arah kami, mengeluarkan
tawa jahat bernada tinggi. Kami berdua berdiri dan aku menyarankan pergi ke
kamar Ibu Andrew untuk membangunkannya. Sebelum kami melangkah, Andrew menjerit
sejadi-jadinya. Ibunya berlari ke lantai bawah dan menyalakan semua lampu.
Kami melihat luka gores di sepanjang lengan
Andrew dan wajahnya sangat pucat. Ibunya memeletakkan Andrew di lantai dan
memeluknya erat. Dia mencoba berbicara diantara teriakan-teriakan anaknya,
“Andy! Andy! Tak apa-apa! Scotty tidak nyata, Andy!” Dia berpaling ke arah kami
dan menyuruh kami ke lantai atas dan mengenakan jaket kami. Dia bermaksud
mengantar kami pulang.
Selama dua minggu setelah peritiwa itu,
kami tidak bicara pada Andrew di sekolah. Kemudian, kami bertanya padanya soal
peristiwa itu dan dia berkata, “Sekarang tak apa-apa. Kau tak akan melihat
Scotty lagi. Tak seorangpun...”
Setelah itu kami tak pernah bicara
padanya lagi. dia berakhir dikeluarkan dari sekolah karena menyerang seorang anak dengan babang
pohon saat istirahat.
11. George
Kami sedang menonton film horror saat
keponakan laki-lakiku mndongak dan berkata, “Apa yang George lakukan di TV?”
Aku bertanya apa maksud perkataannya dan
dia berkata, “Bocah di TV itu seperti George.”
Aku bertanya siapa George dan dia
menjawab, “Dia tinggal di atas ranjangku tiap malam saat lampu mati dan bicara
padaku tapi aku tak bsia mendengarnya.”
Aku memintanya untuk menggambar
wujudnya. Dia menggambar seorang bocah laki-laki dengan lubang di kedua matanya
dan tanpa gigi, dan lehernya mengeluarkan darah. “Itu George!” Katanya.
12. Tuna
Adik laki-lakiku punya teman khayalan
bernama Tuna. Dia bilang ukurannya sebesar sarung tangan. Saat dia mulai
berhenti menyebut teman khayalannya, kami bertanya apa yang terjadi padanya.
Adikku bilang dia memakannya.
13. The Evil
Putriku punya beberapa teman khayalan
selama dua tahun namanya Dodo, Ghana & The Evil. Mereka tiba-tiba muncul
saat putriku berumur 3 tahun. Awalnya hanya Dodo dan Ghana, beberapa bulan
kemudian dia datang padaku dengan wajah menakutkan, dan berkata, “The Evil hari
ini datang berkunjung.” dan berlalu begitu saja. Ternyata The Evil adalah teman
yang baik... dia hanya punya nama yang tak bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar